Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

SURAT-SURAT CINTA

/Surat Pertama/ MENCINTAI SUNYI (Pilihan Hidup Yang Tidak Sederhana)   “Lebih baik mencintai sunyi karena ia tidak pernah   mengkhianatimu. Daripada mencintai dia yang tidak pernah mengerti kesunyianmu.”   Ina yang baik, Saya menulis ini karena pertemuan kita tidak sekadar bertemu, chatting kita bukan curhat murahan, dan tertawamu sudah berkali-kali mengganggu pikiranku. Ya, dada ini bergetar karena engkau, dan itu saya terjemahkan ke dalam catatan sederhana ini. Barangkali hati yang berbicara dan pikiran berusaha mengerti apa artinya engkau dan aku di sebuah perjalanan sunyi ziarah panggilan. Kita pada mulanya terbentuk pada ruang suci Rahim Ibunda. Kita berada dalam kesunyian. Berkembang dalam kurun waktu sembilan bulan tanpa hiruk-pikuk metropolitan. Kita pada mulanya adalah kesunyian. Namun akhirnya juga kita adalah kesunyian – terbaring mati sendiri dikandung tanah. Iya, kesunyian adal...

Lelaki Pengikut Firman Menulis Aforisme (untuk Ina, gadis Timor permata Tuhan)

(1) “Lebih baik mencintai sunyi karena ia tidak pernah mengkhianatimu, daripada mencintai dia yang tidak pernah mengerti kesunyiannmu.” (2) “Aku tanpa engkau adalah sayap-sayap patah. Janganlah terbang menjauh sebab sayapku adalah sayapmu. Jika engkau jauh, sayapku akan patah dan aku jatuh ke bumi yang mengurung kebebasanku.”  (3) “Perempuan adalah singgasan segala keindahan, dan aku suka sekali memandang, lalu mengagumi dan merasakan jatuh cinta itu sederhana.” (4) “Dari jendela kamar makan aku baru mengerti: seorang perempuan tampak cantik jika ia bersolek di dapur.” (5) “Mencintaimu berarti menghargai kebebasanmu; rindu kita bebas mencintai dan mencintai dengan bebas. Engkau punya pilihan dan aku punya pilihan. Engkau memilih adalah pilihanmu dan aku punya pilihan untuk tidak melarangmu memilih. Namun engkau perlu tahu bahwa engkau adalah pilihanku, dan aku menyadari bahwa aku belum tentu jadi pilihanmu. Biarlah kita saling...

MEMBACA "KESEPIAN" RENDRA, MENYIMAK "KESENDIRIAN" KITA

Membaca “Kesepian” Rendra Menyimak “Kesendirian” Kita Oleh Edy Soge Mahasiswa Semester III STFK Ledalero “Apabila aku dalam kangen dan sepi itulah berarti aku tungku tanpa api.” (W.S. Rendra) “Aku tak pandai sendiri Aku ganjil yang ingin tergenapi.” (Andi Gunawan) Kesepian dan kesendirian adalah pengalaman eksistensial manusia, human being yang in der Welt sein atau being in the world . Kesepian, situasi jiwa dan kognitif yang tidak tentram karena harapan yang tak sampai digapai, rindu yang tak ada habisnya, menunggu dalam risau dan gelisah. Kesendirian, keberadaan sendiri dalam kesiapan dan kerelaan untuk secara kreatif merenungi diri. Kesepian dan kesendirian adalah dua hal yang berbeda, lonely and loneliness are two different thigs . Kita memiliki pengalaman itu karena demikianlah realitas eksistensial kita. Rendra meskipun cakap mengolah pikiran ( panggrahito ), penghayatan batin ( suroso ) dan tajam secara inderawi, toh tampak sentimental dan melan...