Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Agama Adalah Demonstrasi

Jika engkau berdoa Masuklah ke dalam kamarmu Tutuplah pintu dan berdoalah… (Mat. 6:6)   Di negeriku agama adalah demonstrasi. Di jalan itu orang berbondong-bondong dengan identitas bahasa tubuh religius. Pemandangan yang indah, tetapi tidak cukup artistik untuk dunia sekuler. Kepala sudah terlanjur ditutup sehingga cenderung irasional. Tubuh dibalut kain putih sehingga isi hati yang pekat tetap terselubung secara luhur. Ada tutur kata seperti credo diucapkan agak keras. Mereka seperti bersorak menyanjung seorang pemimpin. Inikah yang disebut Nietzsche sebagai perbondongan ( Herde )? Kolektivitas primodial dengan gaya floating mass , mengikuti begitu saja apa yang dipercaya, siapa yang dipercaya. Aku coba pikirkan tentang hidupku. Aku memiliki kebersamaan primodial yaitu Gereja yang pada titik tertentu memperkuat determinasi. Aku menjadi ditentukan pada waktu itu bahkan sampai hari ini. Waktu itu aku masih kecil. Aku dibawa orangtua ke gereja dan aku dibaptis di sana...

WAJAHMU

Untukmu, Perempuan yang Berwajah “ Wajah perempuan adalah langit malam purnama. Merona dengan kemesraan yang dalam. Lelaki yang memandangnya hanya bisa memandang penuh kagum sejuta puji, tetapi tak pernah bisa meraih keadalaman rahasia wajah bulan purnama dari seorang perempuan. Wajah perempuan, cahaya permata yaspis, cemerlang bintang kejora, milikmu! Aku ingin merangkulnya dengan ciuman-ciuman .” ~Edy Soge Ef Er~   Hello Puan, Tangan Tuhan telah membentukmu dengan keagungan dan kecantikan. Perempuan, siapa pun dia, hitam atau putih, cantik atau norak, mulus atau menor, ia tetap indah. Hati perempuan tetap indah. Itu tak tergantikan. Pancaran sinar hati terbit di dua pasang mata lalu cahaya itu merebak ke saraf-saraf di seputar wajah, kedua pasang pipi memerah dan wajah tampak bersinar bagai purnama, bagai kejora, bagai permata yaspis. Tuhan menciptakan perempuan sebagai keindahan. Karena itu saya sering mengakui dan tetap yakin bahwa perempuan adalah singgasana segala k...

PUISI III (LEDALERO)

CECILLIA Gadis Timor berhati melati Kuncup senyum mekar   tawa Pagi hari embun berlabuh di kelopakmu Mataku dingin dadaku terjaga Engkau Cecillia, kembang di kebun Tuhan Dari balik pagar kulihat tudungmu bergerai Tudungmu, kelopak putih mahaindah Jangan sampai dihempas bayu lelaki Aku di bukit   ini begini: Mendukungmu menjadi bunga Sang Guru Ledalero, 19 Agustus 2018 DI KESUNYIAN ABAD INI Di kesunyian abad ini Aku belajar lebih tekun Untuk berdamai dengan diri Ledalero, 19 Agustus 2018 LIRIK-LIRIK BAYU Rambutmu yang tergerai Bagai ilalang padang Menyejukkan dadaku Kekasih, Rambutmu lirik-lirik bayu Menggugurkan gairah Menumbuhkan rasa kagum Ledalero, 28 Agustus 2018 DARI JAUH SEKALI Dari jauh sekali Kau lambaikan rindu Embus bayu mem...