Langsung ke konten utama

Surat Untuk Dia


ANTARA  MAKASAR  DAN  FLORES,  ANTARA  KAU  DAN  AKU

„Kita tak pernah tahu kapan kita jatuh cinta.
Kadang cinta datang seperti angin
membawa sepoi-sepoi kemesraan dan keteduhan
lalu berlalu tanpa say goob bye.
Kadang seperti ombak yang menghantar kita ke pelabuhan kasih sayang,
tetapi bisa juga menenggelamkan kita ke dasar lautan kehilangan.
Cinta memang penuh misteri. Dan kali ini antara Makasar dan Flores,
antara kau dan aku misteri cinta itu tercipta.
Kau dan aku adalah misteri.
Entahlah,  kembang mawar di samping rumahku telah mekar dan aku telanjur kagum padanya.
Adakah ini yang disebut jatuh cinta.“  
(Edy Soge Ef Er)



Fitry,
Aku panggil namamu ketika terjaga dari kejujuran rasa bahwa memang ada: cinta antara dua anak manusia, laki-laki dan perempuan. Aku terjaga dari masa lalu, saat-saat sekolah dulu ketika kita adalah teman, kita adalah sahabat. Aku akui bahwa engkau ada dalam hidupku dan turut memberi arti di dalamnya. Engkau berharga untuk sebuah keindahan kehidupan. Maka aku menulis ini demi sebuah kejujuran masa lalu dan keterbukaan saat sekarang bahwa aku melihat bintang kejora terbit di matamu. Ada sesuatu dalam dirimu yang membuat aku harus memanggil namamu dalam nada dan irama misteri cinta.

Fitry,
Bagaimana kabarmu saat ini di Makasar. Apakah kamu masih tersenyum dan tertawa seperti jumpa-jumpa kita yang telah lewat. Apakah kebahagiaanmu masih mekar seperti musim semi. Aku yakin kamu masih tetap yang terbaik. Jagalah setiap keindahan dan kebahagiaan dari dirimu. Bukankan engkau adalah wanita tegar yang sanggup menempuh lorong gelap dan menemui cahaya lewat jatuh-bangun penuh perjuangan. Engkau melati putih yang sanggup mekar di tengah dingin musim dan kerasnya cuaca. Engkau mawar elok yang setia memeluk embun di pagi buta. Engkau bintang kejora yang berbinar di langit kerinduan.

Fitry,
Barangkali kamu sadar dan mengerti bahwa ada sesuatu yang tumbuh di setiap hati kita. Ada getaran manis yang berdenyut saat memandangmu, apalagi mendengar suaramu yang mengisyaratkan cinta. Aku ingin menyapamu sekedar bersamamu waktu liburan untuk jujur tentang semua ini. Iya, aku berharap bisa bertemu kamu tetapi mungkin waktu punya cerita lain untuk kita. Semua terselubung misteri dan akan indah pada waktunya. Apakah kamu menerima ini sebagai sebuah kenyataan dari rasa kagum dan mencintai. Ataukah kita sama-sama merasa bersalah jika aku telanjur kagum kamu. Aku pikir ini sama sekali tidak salah sebab kita manusia yang memiliki kebutuhan mencintai dan dicintai, mendengarkan dan didengarkan, mengagumi dan dikagumi. Namun semua tetap menjadi misteri.

Fitry,
Aku tak ingat awal cerita ini. Aku tak tahu mengapa begini. Memang, cinta itu sebuah misteri. Misteri dan misteri. Namun pengalaman bersama masa lalu tetap punya arti untuk saat ini. Apalagi kita terpisah oleh jarak dan sekali waktu bertemu pecahlah gemuruh dalam dada bahwa keindahan itu tetap ada. Kemungkinan, tidak sulit mencintai seorang teman atau sahabat dan kepastiannya bahwa kita sulit jatuh cinta kepada teman sendiri.

Fitry,
Aku ingat film Teman Tapi Menikah. Kamu sudah menonton film itu. Bayangkan kedua sahabat saling mencintai dan jatuh cinta lalu menikah. Mereka teman sekolah sewaktu SMP dan SMA lalu berpisah ketika kuliah. Selama dua belas tahun si cowo memendam rasa kepada sahabatnya si cewe. Setelah empat tahun kuliah mereka bertemu di sebuah kafe saling bercerita dan bernostalgia. Cewe berkisah bahwa ia sudah punya tunangan dan sebentar lagi menikah. Namun pada saat itu juga  si cowo dengan berani mengungkapkan perasaannya. Katanya, „Fitry, selama dua belas tahun aku menyimpan perasaan ini. Sebetulnya, aku cinta kamu. I LOVE YOU Fitry.“ Si cewe terpaksa meninggalkan tunangannya dan menikah dengan sahabat sekolahnya dulu. Jadilah mereka teman tapi menikah. Dengan ini cinta tetap sebuah misteri.

Fitry,
Akhirnya aku sudahi catatan ini. Aku pikir kamu memahami semua ini. Harapanku semoga kamu tetap menjadi yang terbaik untuk dirimu dan orang lain. Tetap jaga cinta. Doaku berserta kamu. Semoga Tuhan tetap bersamamu dalam perjalanan meraih cita-cita. Dan kali ini fotomu tidak frater kirim sebab akan lebih baik saat empat mata bertemu baru diberikan dengan tingkah sedikit menyentuh lubuk hati. Ok, nanti 2020 frater akan beri foto itu jika kamu masih setangkai melati putih yang belum dipetik siapapun, jika kamu masih sepotong purnama yang belum gerhana. Ingat, antara Makasar dan Flores, antara kau dan aku ada misteri. Misterinya bahwa aku kagum kamu, aku cinta kamu. Sampai jumpa di tahun 2020.

SELAMAT PESTA NATAL 25 DESEMBER 2018
&
TAHUN BARU 1 JANUARI 2019
                                                                                                            Ledalero, Desember 2018




Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAJAHMU

Untukmu, Perempuan yang Berwajah “ Wajah perempuan adalah langit malam purnama. Merona dengan kemesraan yang dalam. Lelaki yang memandangnya hanya bisa memandang penuh kagum sejuta puji, tetapi tak pernah bisa meraih keadalaman rahasia wajah bulan purnama dari seorang perempuan. Wajah perempuan, cahaya permata yaspis, cemerlang bintang kejora, milikmu! Aku ingin merangkulnya dengan ciuman-ciuman .” ~Edy Soge Ef Er~   Hello Puan, Tangan Tuhan telah membentukmu dengan keagungan dan kecantikan. Perempuan, siapa pun dia, hitam atau putih, cantik atau norak, mulus atau menor, ia tetap indah. Hati perempuan tetap indah. Itu tak tergantikan. Pancaran sinar hati terbit di dua pasang mata lalu cahaya itu merebak ke saraf-saraf di seputar wajah, kedua pasang pipi memerah dan wajah tampak bersinar bagai purnama, bagai kejora, bagai permata yaspis. Tuhan menciptakan perempuan sebagai keindahan. Karena itu saya sering mengakui dan tetap yakin bahwa perempuan adalah singgasana segala k...

MENDAMBA SAMBA

Mendamba Samba        :a.c Bukan lelucuan tanpa romansa Saat santai kau dekatkan sapa rasa Membuncah ria menari jemari menyentuh bahu Kau poles jiwaku dengan canda yang kutahu Putri samba kumendamba Rekah bibir yang jujur Tawamu membawaku ke laut senyuman kau pandai mengganggu riak jiwaku mengagumimu belum cukup mendoakanmu belum tentu sempurna terpaksa aku mengerti dirimu dengan kata hati Auciliana Costa, putri Samba kumendamba   Hewa, Juni 2016 Mendamba Samba        :a.c Bukan lelucuan tanpa romansa Saat santai kau dekatkan sapa rasa Membuncah ria menari jemari menyentuh bahu Kau poles jiwaku dengan canda yang kutahu Putri samba kumendamba Rekah bibir yang jujur Tawamu membawaku ke laut senyuman kau pandai mengganggu riak jiwaku mengagumimu belum cukup mendoakanmu belum tentu sempurna terpaksa aku mengerti dirimu dengan kata hati Auciliana Cos...

Via Dolorosa Tuhan dan Pandemi Covid-19

“Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga… tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah.”  (Mat27:45,51) Saya membayangkan suatu dunia yang sepi dan diliputi ketakutan. Dunia itu ibarat Golgota Tuhan. Banyak orang di sana. Berada dalam ketidaktentuan pilihan dan jawaban. Sebab imaji Golgota adalah ‘tengkorak’ (place of the skull), malam gelap wajah kematian, deru gemuruh malapetaka, segenap jasad berlabuh di sana. Orang-orang menjadi takut dan Tuhan sungguh amat kesepian ditinggal Bapa. Namun iman menjadi terang benderang di hadapan tapal batas kehidupan. Meski ditinggal Bapa Tuhan masih tetap pasrah, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Meski takut kepala pasukan tetap mengakui pribadi Ilahi Yesus, “Sungguh orang ini Anak Allah”. Penyamun tersalib menyadari imannya, “Yesus, ingatlah aku apabila Engkau datang sebagai Raja.” Iman kita diuji di dalam penderi...