Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

SURAT-SURAT DARI BELANDA

Terima kasih abnyak atas e-mailmu. Kabarku baik saja di sini. Mama Bapa di Konstanz juga baik. Kami sekarang sudah masuk musim semi, yaitu musim bunga. Siang menajdi lebih panjang, matahari lebih kuat dan bunga2 mulai muncul dari tanah dan kadang juga dari pohon2. Tidak lama lagi juga bunga tulip akan muncul, bunga yang sanagt terkenal untuk Belanda. Disertasi juga baik tapi saat ini sedikit sibuk dengan tugas lain jga, juga mulai mengajar satu kali per minggu. Tahun depan rencana ke Indonesia, kami dengan proyek mau organisasi workshop di Kupang dengan mahasiswa di sana. Saya harap nanti bisa ketemu Edi ... Eman belum tahu apakah bisa ke Indonesia karena kuliah tapi kalau bisa kami sama2 Bagaimana ade Edi di sana? Maish semangat di Nenuk? Saya yakin begitu dan aku dengar dari Eman, Edi dengan teman2 mau terbitkan buku puisi ya. Sanagt bagus !! Sukses selalu buatmu. Salam dari Hanna Hallo frater Bagaimana kabarmu? Saya baru selesai melukis di kanfas ...

OPINI

NTT BUTUH PEMIMPIN   BER(KUALITAS) BUKAN PEMIMPI Edy Soge Alumnus Seminari Hokeng Memang pelik membaca kehidupan bangsa ini yang ditandai dengan berbagai macam problem yang serius: korupsi, kemiskinan, teror, radikalisme, fundamentalisme agama dan lain sebagainya. Barangkali benar jika mata penyair memandang bahwa Indonesia sudah berada di ufuk barat-‘negeriku dalam peradaban senja.’ Tatanan kehidupan berbangsa tampak muram suram sehingga banyak orang kehilangan mentari pagi yang menyejahterakan, kehilangan cahaya demokrasi. Tentu kita bertanya-tanya ke arah manakah roda pemerintahan kita berputar? Indonesia, quo vadis? Apakah menuju peraduan senja, berkembang tetapi tidak berbuah ataukah ke timur mentari menuju peradaban yang cemerlang dan gemilang? Dan siapakah yang menjadi kemudi untuk mengendalikan jalanya roda pemerintahan negara ini? Pemimpin adalah orang pertama yang menentukan arah peradaban suatu bangsa atau pemerintahan sebuah negara. Analogi sederhana, negara...

ESAI SASTRA

IN MEMORIAM MEI [1] Narasi dan Refleksi Reformasi dalam Puisi Mei Karya Joko Pinurbo [2] Oleh Edy Soge Ef Er Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi (Chairil Anwar) Reformasi adalah narasi kebangsaan tentang perjuangan heroik anak bangsa yang sungguh merasa memiliki NKRI. Mereka adalah orang-orang muda, aktivis mahasiswa, penggagas organisasi massa mahasiswa dan pemuda, semisal Forkot (Forum Kota) ,   yang jiwa patriotismenya mekar dengar berani di ladang demokrasi yang gagal panen. Keberanian mereka mempertahankan kedaulatan negara dengan menutup rapat-rapat pintu tirani Orde Baru   pimpinan Soeharto dan membuka dengan gemilang gerbang reformasi, membawa dukacita yang mendalam dan sukacita yang harus terus diperjuangkan. Memang benar bahwa biji gandum itu harus jatuh dan mati supaya tumbuh dan berbuah. Demikian kisah tragis, episod dolorosa Mei 1998 telah memberi makna bagi kemerdekaan ba...

OPINI

Filsafat Pancasila: Jalan Menuju Kebenaran Pancasila Oleh Edy Soge Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari dinamika pedagogik dan akademik harus dikaji dan dianalisa secara lebih kritis, menyeluruh, runtut, dan logis. Tidak bisa membaca rumusan sila-sila Pancasila dengan satu sudut pandang saja dalam pemahaman partikular subjektif karena bisa jadi kita terperangkap dalam logika primodial bahwa yang kita yakini adalah paling benar. Kita perlu ingat bahwa Pancasila dilahirkan dari refleksi dan dialektika yang mempertautkan ide Nusantara dan Barat. Karena itu filsafat Pancasila berperan untuk mencari dan menemukan kebenaran asali Nusantara dan pokok utama kearifan Indonesia. Filsafat Pancasila adalah studi kiritis – filosofis – ilmiah tentang keberadaan dan hakikat dasar negara dalam kerangka berpikir filsafat.   Notonegoro dengan teori causalis (sebab-musebab) menjelaskan asal muasal Pancasila bahwa keberadaan pancasila sebagai dasar negar...

OPINI

Ideologi Pancasila Yes Ideologi Agama No Oleh: Edy Soge Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere Negara Indonesia bukanlah negara agama atau negara komunis. Indonesia khas dengan Pancasila sebagai dasar negaranya. Negara Indonesia adalah negara Pancasila.   Sangat tidak mungkin di tengah fakta pluralitas sebuah agama mengangakat diri sebagai satu-satunya yang harus berkuasa. Islam adalah agama yang penganutnya mayoritas di Indonesia. Itu tidak berarti Islam adalah satu-satunya agama di Indonesia. Karena itu keberadaan bangsa ini sama sekali tidak berdasar pada dasar ideologi agama tetapi pada asas kebangsaan yang menerima realitas kemajemukan. Dasar nasionalisme dan kebangsaan inilah yang merupakan muatan ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebab   tidak totaliter dan eksklusif.   Pancasila tidak menjadi milik kelompok atau agama tertentu tetapi merupakan karya bersama bangsa Indonesia. Sejarah peradaban bangsa Indonesia tidak pernah lepas dari polemik negara...